Jumat, 14 Oktober 2011

seakan dapat, tetapi abadi simbol cintanya



Dalam teduh nya tetesan gerimis hujan
termenung di antara ilalang..
seorang diri....seakan....
ingin hempaskan beban ketidakberdayaan utk merangkai batang demi tangkai
segala impian keabadian

dingin...menggigil....
naik turun tubuh selaras suhu sekitar
kadang memang tak masuk akal
apakah aku yang gila?atau mungkin memang dia istimewa?
ironi memang,tapi tak apalah...
segalanya seakan dititik akhir
tetapi hanya fatamorgana belaka
kejar,pergi,kejar,pergi,KEJAR.....
seakan stamina tubuh tidak memiliki batas
kadang....dentuman resonansi gitar tak terdengar sama sekali
ketika sesekali terlintas dalam pikiran sosok nya yang.....
kekasih hati?dapatkah ku menyebutnya seperti itu?
butiran hujan yang jatuh selayak bunga abadi
terbungkus rapi dalam kado asa
untuk kau buka jika saatnya tiba
andai mampu kusibak jendela masa kini

mungkin,hanya bunga abadi lusuh yang kuberi
beserta keringat tetesan dari tubuh yang tercampur
mungkin bukan sebuah serenada yang indah
ataupun padu nya ritmik dan harmonisasi
tapi tulus ku tak ingin dibalas oleh pujian2
tulus ku hanya sebatas tulus
yang akan kau balas dengan niat ikhlas
yang sedikit demi sedikit tumbuh

ketikan ahmad mahdi ibrahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar