Selasa, 25 Oktober 2011

Ketika

terlintas sejenak difikaran
memori yang seakan kembali
dejavu yang tak terhindari
akan nikmat yang selalu diberikan
peka kah?atau naifkah?
mungkin perasaan pura - pura tak tahu
yang eksis di benak ini

memang tak ada lagi
benci yang tertutup rasa sayang
atau seperti hilang nya mentari
yang didominasi oleh hujan dan petir
apakah kita sadar?
atau mungkin terkadang amnesia muncul
ketika.....
kita tahu semua indah pada waktu nya
seperti tuhan yang menghadiahkan pelangi
setelah dia mengistirahatkan mentari
agar kembali cerah di esok hari


karya Ahmad Mahdi Ibrahim (ditulis pada 21-11-2011)

Minggu, 16 Oktober 2011

Jatuh.....namun bahagia

turun,tapi tak menyakitkan
indah,itu hanya bagian yang tertutupi
lalu bagaimana dengan rasa?
apakah indra tubuh ini tak lagi peka?
memang tak lagi kokoh hati ini
dan terlalu lemah untuk berucap

Entah rasa apa yang tertera
rindu kah?sayang kah?atau justru benci?
agaknya tidak ada kamus yang dapat menafsirkan
wahai beliau sang hujan
rambatkanlah rasa ini kehatinya
karena ritme ini tak dapat diatur
derasnya resonansi hati tak cukup menggambarkan
bahwa diri ini mengakui
telah jatuh.....
namun bahagia

ketikan: Ahmad Mahdi Ibrahim

Jumat, 14 Oktober 2011

Rasa sendu keluh


Senyum setia dariku untukmu
Senyum bahagia yang ku nanti darimu
Akankah aku bisa mendapatkanmu
Akankah hatimu kan jadi milikku
Gelora asmara membakar sukma membasuh jiwa
Tatkala lara menyelimuti luka
Akankah setia cintamu kan jadi milikku selamanya
disaat difraksi hati terelaksasi oleh otak
akankah syaraf - syaraf tega tak menyalurkan rasa yang besar?
karena kualitas cinta yang singkat, mampu menepis kuantitas waktu
Bantu aku menulis kata cinta, sunyiku pada pena
Sebingkai meja berwarna coklat kelu dan berdebu
seakan lautan kata yang beku dalam dingin suhu
Sepucuk kertas membentuk perahu, di layarnya teruntuk namamu
Tak ada tempat aman untuk sembunyikan senyummu
Pada bungakah? Kupukupu datang, dan aku melihat senyummu memancar anggun
Pada daun? Angin berhembus, senyummu menari ke kanan dan ke kiri
Pada gerimis? Ah, matahari justeru mengubahnya jadi pelangi
Semakin nampak betapa indahnya engkau tersenyum.

Wednesday, February 23, 2011
 ketikan tangan Ahmad Mahdi Ibrahim

Bertiup?berhembus?atau apalah


Didalamnya sudah terkikis oleh seruan – seruan
Didalamnya tercatat berbagai elemen indah
Mungkin…..
saat nya yang tidak biasa
Apakah ada dihatimu rasa ambigu?
Atau hanya sekedar perasaan yang tidak rasional?
Dapat kah semua rasa yang berbeda derajat
Atau saja dihembuskan
Tapi mengapa harus memilih untuk ditiupkan?
Apakah karena semua tidak boleh tidak disengaja?
Tuhan……
Apakah yang menyebabkan hati nya sekeras batu bata?
Cukuplah untuk tahu bahwa perasaan dapat dipendam
Sakitkah?apa hinakah?
Semua yakin ujungnya adalah danau indah
yang melewati hutan lebat berduri
cukup sakitkah?hanya bisa berkata
‘tidak akan sakit untuk hasil indah’


 ketikan tangan Ahmad Mahdi Ibrahim

seakan dapat, tetapi abadi simbol cintanya



Dalam teduh nya tetesan gerimis hujan
termenung di antara ilalang..
seorang diri....seakan....
ingin hempaskan beban ketidakberdayaan utk merangkai batang demi tangkai
segala impian keabadian

dingin...menggigil....
naik turun tubuh selaras suhu sekitar
kadang memang tak masuk akal
apakah aku yang gila?atau mungkin memang dia istimewa?
ironi memang,tapi tak apalah...
segalanya seakan dititik akhir
tetapi hanya fatamorgana belaka
kejar,pergi,kejar,pergi,KEJAR.....
seakan stamina tubuh tidak memiliki batas
kadang....dentuman resonansi gitar tak terdengar sama sekali
ketika sesekali terlintas dalam pikiran sosok nya yang.....
kekasih hati?dapatkah ku menyebutnya seperti itu?
butiran hujan yang jatuh selayak bunga abadi
terbungkus rapi dalam kado asa
untuk kau buka jika saatnya tiba
andai mampu kusibak jendela masa kini

mungkin,hanya bunga abadi lusuh yang kuberi
beserta keringat tetesan dari tubuh yang tercampur
mungkin bukan sebuah serenada yang indah
ataupun padu nya ritmik dan harmonisasi
tapi tulus ku tak ingin dibalas oleh pujian2
tulus ku hanya sebatas tulus
yang akan kau balas dengan niat ikhlas
yang sedikit demi sedikit tumbuh

ketikan ahmad mahdi ibrahim

Rabu, 12 Oktober 2011

tak henti hela tenaga demi…..


menyejukkan, menyenangkan, membahagiakan, dan menenangkan,
itu tabiatmu
tabiatmu saat berada disisiku
mungkin juga tabiat aslimu saat berada di sisi jiwa-jiwa yang lainnya pula
tapi terkadang….
sudah lah….
mungkin terlintas sejenak dipikranku saja
apa mungkin ku terlarut dalam
sehingga kikis fikiran ku sudah
indah,cantik,menarik,dan………
terlalu membuatku bingung untukku
kata apa yang pantas tuk memujimu
tak pantas ku katakan cinta padamu
juga tak kan mudah kmu menerim cinta in
mungkin tak seharus nya ada rasa sayang untuk mu
karna diri mu tak sdikitpun menginginkan ku bahkan hatimu bukan untuk ku
ku berharap semoga ada sdikit cinta untuk ku
kau itu indah
tapi sekejap saja indahmu jadi sirna dimataku
semenjak ku tahu
jikalau kau tak pernah sekalipun
pengindah ‘indah’ ku

ketikan Ahmad Mahdi Ibrahim
rabu tengah malem

malam

ketika malam datang
angin semilir berhembus
diantara ruas jemari yang mungil
kerinduan
menyelimuti kesepian hati
membeku
bersama derasnya hujan
tertahan
saat semua tak bisa terungkapkan
andai tahu
ku ingin melihat
matahari bersinar di malam itu
dihiasi pelangi yang anggun
tapi,
hancur bersama rindu
yang tak pernah berarti
apa kamu juga merindukan ku disana?
begitu yang terucap dari hati yang sunyi
apa kamu juga mencintai ku di sana?
begitu yang terpikir di otak ku
tersenyum perlahan
membayangkan wajah manis nan anggun
dan termenung
apa kamu juga memikirkan ku disana?
rindu itu
apakah ini sebuah dosa?
karna,
disana sudah ada yang memilikimu
Ketikan : Ahmad Mahdi Ibrahim

Selasa, 11 Oktober 2011

takkan ada hati lainnya

hadirmu selalu menyentuh
senyummu yang membuat
masihkah ada rasamu
sedikit saja untukku
*
aku takkan menjauh
hingga putus akalku
Reff:
Kaulah cintaku hingga ujung waktu
takkan ada hati yang lainnya
rasa sayangku semua rasa inginku
seakan tak habis untuk dirimu
masihkah ada rasamu
sedikit saja untukku
*
Reff
Do : G

Bukan,tapi……


masih sendiri,
dan tetap berteman sepi
yang ku nanti tak pernah memikirkan
yang pasti aku tahu
bukan aku,
bukan diriku,
yang kau pikirkan
sejenak tuk melepas,
tapi, tak bisa
mencoba tuk melupa
tapi, percuma…
sungguh aku tak bisa
tak ada alasan untuk tak memikirkanmu
merindukanmu,
mencintaimu,
meskipun kau disana
sudah ada yang memiliki
sama juga,ketikan : Ahmad Mahdi Ibrahim